Oleh:
Ika Wahyuni Hasyim
Isniyatul Khumayah
(Mahasiswa Fakultas USADA Prodi IAT)
Abstrak
Transformasi dunia analog ke dunia digital telah memberikan warna baru dalam kehidupan manusia di segala aspek, termasuk dalam memperoleh informasi seputar keagamaan. Kebutuhan ini direspon positif oleh berbagai pihak dengan menghadirkan situs-situs berbasis kajian agama. Namun demikian tidak bisa dipungkiri bahwa masing-masing hadir dengan mengusung misi yang berbeda sesuai dari kepentingannya, sehingga terkadang kita menemukan rivalfy. Sama halnya situs arrahmah yang mempunyai banyak kembaran. Esensi tiap situs pun mengandung makna yang berbeda.
Kata Kunci: Agama, Arrahmah
PENDAHULUAN
Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi yang semakin canggih menjadikan informasi menyebar jauh lebih cepat, mudah, luas dan efisien. Hal ini tentu memberikan kemudahan bagi kita dalam mengakses informasi yang kita butuhkan.
Saat ini ada banyak sekali website Islami yang ada Indonesia. Ribuan bahkan mungkin puluhan ribu website/blog Islami di Indonesia ini. Alhamdulillaah, ini adalah sebuah nikmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, tanda bangkitnya dakwah Islam di dunia pada umumnya, dan di Indonesia pada khususnya.
Namun tidak semua berita yang ada di bermuatan positif. Oleh karena itu, sebagai pembaca selayaknya kita menjadi pembaca yang cerdas sehingga tidak mudah tergiring opini media yang kadang kurang tepat. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan media pastilah mengemban misinya masig-masig.
PEMBAHASAN
- Situs arrahmah.com
Situs yang dibuat tahun 2005 ini merupakan situs yang cukup kontroversial, mengingat CEO dari situs ini diklaim termasuk dalam jaringan terorisme dan pernah divonis penjara selama 5 tahun namun kemudian dibebaskan pada tahun ke tiga karena terbukti tidak bersalah. Beliau adalah Muhammad Jibriel Abdul Rahman, sosok pria muda dan penuh ghirah perjuangan.
Situs arrahmah.com sendiri pernah diblokir oleh pemerintah untuk beberapa saat sebelum akhirnya diijinkan untuk beroperasi kembali. Konten dari situs ini cukup keras dan vocal dalam menyuarakan perjuangan kaum muslimin di timur tengah. Mungkin karena inilah situs ini disinyalir terafiliasi dengan gerakan radikalisme.
Meski menurut penulis situs ini ekstrem kanan, situs ini cukup memberikan kontribusi dalam khazanah pemikiran islam. Para intelektual muda dengan semangat dakwah yang luar biasa di balik keberadaan situs ini telah memberikan warna baru dalam kajian keislaman khususnya di Indonesia. Mereka bergerak dan berjuang dengan dasar yang sangat mereka yakini tanpa pernah menyerah meski rintangan yang mereka hadapi juga sangat tidak mudah.
Inilah para pejuang dibalik arrahmah channel:
Founder & CEO : Muhammad Jibriel Abdul Rahman
Manager : Mikaiel Abdul Rahman
Chief Technology Officer : Fadlee
Pimred : A.Z. Muttaqin
Senior Editor & Managing Editor : Hanin Mazaya
Journalist : Muhib Al-Majdi, Ukasyah, Siraaj, Banan, Samir Musa, Ameera, Ali Akram, Fath.
Corporate Lawyer :
Muhammad Hariadi Nasution, SH
Muhammad Yusuf Sembiring, SH
Munarman, SH[1]
Selain situs website, kita juga dapat terkoneksi dengan arrahmah.com melalui
Arrahmah Channel On Youtube : https://youtube.com/ArrahmahCH
Arrahmah Channel On Facebook : https://fb.com/arrahmahchanneltv
Arrahmah Channel On Twitter : https://twitter.com/arrahmahchannel
Arrahmah Channel On Instagram : https://instagram.com/arrahmahchannel
Email : arrahmahchannel.id@gmail.com
Menu bar
Situs ini memilki tampilan yang sangat sederhana, memiliki empat menu yaitu News, Islamic world, Kajian Islam dan kontribusi.
Berikut tampilan situs ini,
- News
Menu ini menampilkan berita-berita nasional seputar pemberitaan Islam
- Islamic world
Menu ini menampilkan berita terkait Islam dari seluruh dunia terkhusus timur tengah
- Kajian Islam
Menu ini berisi mengenai kajian keislaman terkait isu-isu terkini yang berkembang di masyarakat dan menyajikan dalil-dalil terkait baik dari alqur’an maupun hadits.
- Kontribusi
Di menu ini pembaca bisa memberikan kontribusi dalam rubrik Kisah Pembaca, Suara Pembaca dan jurnalisme pembaca dimana kita bisa ikut serta memberikaninformasi yang terjadi di sekitar kita.
- co.id
Arrahmah Indonesia atau Arrahmah Nusantara Network (ANN) portal berita Islam rahmatan lil alamin yang berhaluan ahlusunnah wal jama’ah (Aswaja). Arrahmah Indonesia hadir untuk melengkapi kebutuhan bacaan bagi pengguna internet dan khususnya umat Islam melalui media Online dengan konsep Media Islam Rahmah dengan Menjaga Ukhuwah dan Menebar Perdamaian.
Arrahmah Indonesia hadir juga untuk menjadi sumber bacaan alternatif di dunia maya dengan gagasan bersama membangun internet sehat. Sehat dalam artian bacaan yang menyuguhkan informasi yang aktual, terpercaya, dan dikemas dengan santun dan tidak berupaya mengklaim kebenaran sebagai milik perseorangan atau kelompok tertentu secara mutlak, mengedepankan ukhuwah dan menebarkan pesan-pesan damai bagi semua
Berikut adalah Team Redaksi Arrahmah Indonesia
Gus Ubaidillah Achmad, Ahmad Ali MD, Khayun Ahmad Noer, Sarmidi Husna, Mahbub Ma’afi Ramdan, Masykurudin Hafidz, Ahmad Ikrom, Tresna Agustian Suryana, Ali Ahmad AM, Ahmad Ghazali, Ngabdullah Akrom, Muhammad Abduh, Muhammad Mahrus, Agus, Muhammad Faiq, Nanik Yulianti, Muhammad Faliq, Sa’dudin S, Sulton Fatoni, Fatoni Ahmad, Abdul Hakim, Dudung Shalahuddin, Cep Suryana, Z. Hidayati.
Kontak Arrahmah: Email Redaksi: redaksi @ arrahmah.co.id
Menu bar
Situs yang hadir sebagai reaksi atas maraknya situs-situs yang diduga radikal, situs ini memiliki menu yang cukup lengkap seperti yang ada di gambar.
- Home
- Wawasan
- Hikmah
- Inspirasi
- Tokoh
- Khazanah
- Channel
- Meme
- News
- Viral
Situs ini menyajikan rubrik-rubrik yang sesuai dengan konsep aswaja diantaranya:
- Islam Nusantara
Berisi informasi seputar dinamika Islam di Indonesia. Berupa berita, Artikel Lepas/ Opini, karya Ilmiah, Terbitan Buku, yang berbicara mengenai seluk beluk Islam Nusantara.
- Politik
Rubrikasi mengenai dinamika politik di Indonesia dalam keterkaitannya dengan Islam di Indonesia
- Pendidikan
Rubrik tentang dunia pendidikan di Indonesia, baik yang bersifat pendidikan umum atau dunia pendidikan Islam yang telah mengakar di Indonesia (indigeneous) yakni pesantren.
- Seni dan Sastra Islam
Seni dan Sastra Islam menjadi rubrik pilihan Arrahmah Indonesia sebagai media pengembangan dan dokumentasi seni dan sastra Islam secara khusus. Baik sifatnya sebagai akademis yang dipelajari di kampus-kampus, atau sifatnya yang kultural, yang berkembang alamiah di dunia Islam.
- Muslimah
Rubrik mengenai tema-tema keperempuanan di dunia Islam.
Berita Internasional
Info terkini internasional
- Pustaka
Ulasan buku-buku Ke-Islaman
Berita Nasional
Info terkini seputar Indonesia
- Tokoh
Rubrik tulisan tokoh
- Kajian Islam
Artikel-artikel mengenai ilmu-ilmu keislaman dan aplikasinya dalam kehidupan umat muslim [2]
- Situs arrahmahnews.com
Situs arrahmahnews.com merupakan situs yang cukup vocal menyuarakan timur tengah. Konten yang dimuat pun tidak kalah kontroversialnya dengan situs yang menjadi rivalnya yaitu arrahmah.com. Kedua situs tersebut selalu saja terlibat gesekan satu sama lainnya.
Situs arrahmahnews.com sering kali menyebut arrahmah.com sebagai jaringan terorisme melalui artikel-artikel yang dimuatnya, begitupun sebaliknya arrahmah.com mengklaim bahwa situs arrahmahnes.com sebagai situs syi’ah rafidhah yang hendak menghancurkan islam.
Situs yang bermarkas di Cyber Building Jl. Kuningan Barat – Mampang Prapatan – Jakarta ini menurut penulis adalah sebuah situs anonym karena tidak jelas siapa pengelolanya. Penelusuran yang kami lakukan hanya sebatas pada ditemukannya alamat redaksi dan kontaknya saja yaitu Readaksiarrahmahnews@gmail.com . Tidak diketahui pasti mengapa situs ini memilih untuk menjadi anonym.
Konten dari situs ini sebagian besar berisi berita seputar kondisi dunia islam di berbagai belahan dunia . Hampir tidak ada kajian ilmu keislaman yang ditawarkan. Situs ini juga menuai banyak kritik terkait sumber berita yang diambil juga banyaknya konten-konten yang dapat dikategorikan ujaran kebencian.
- Contoh kajian
Kami mencoba mengkaji mengenai khilafah pada ketiga situs tersebut.
Pertama kami menekan tombol atau ikon search lalu mengetikkan kata kunci “ khilafah”
Berikut artikel yang kami dapatkan.
Arrahmah.com
Mengukur Tantangan Debat Mahfudz MD soal Khilafah
(Arrahmah.com) – Tantangan debat yang dilontarkan Prof. Mahfud MD, soal sistem baku menegakkan Khilafah, telah mengguncang atmosfir pemikiran Islam di Indonesia. Tidak terkecuali, mereka yang tadinya pejuang khilafah mulai ragu. Simak tantangan Mahfud:
“Saya nantang siapa saja, dimana saja, di dalam forum terbuka. Yang bisa menunjukkan kepada saya, tentang adanya khalifah atau khilafah sebagai sistem pemerintahan di dalam Al Qur’an dan Hadits. Saya katakan khilafah banyak, tapi bukan dari Al Qur’an dan Hadits. Itu ciptaan para ulama berdasar kebutuhan, waktu dan tempat masing-masing,” kata Mahfud usai jadi pembicara seminar di IAIN Salatiga, Kamis 7/12/2017.
Sebenarnya, ada banyak pihak yang sudah menjawab kerisauan Mahfud tentang ada atau tidaknya perintah menegakkan khilafah dalam Qur’an dan Hadits. Namun, ibarat dunia persilatan, Mahfud menjadi jawara tanpa lawan tanding. Pendekar yang siap melawannya dianggap tidak level, tidak memahami maksudnya. Walau begutu, pasti bukan tidak ada lawan tarungnya. Bukan mustahil ada jawara dari kalangan persilatan yang berfikir dan coba mengukur calon tanding: “Debat tentang sistem pemerintahan Islam dengan orang yang tidak paham bahasa Arab, bukan ahli tafsir dan tidak mengerti hadits,” tentu tidak akan mencerdaskan.
Dalam kaitan ini, bagusnya Prof. Mahfud sportif. “Kalau mereka bisa menunjukkan sistem baku khilafah dari Qur’an dan Hadits, maka saya akan langsung memperjuangkan khilafah bersama mereka,” tweetnya di akun @mahfudmd.
Apakah ada sistem baku khilafah dalam Qur’an dan Hadits? Pertanyaan ini sama persis dengan soalan kaum pesimis: “Adakah sistem baku suksesi kepemimpinan dalam Islam?”
Sebagian orang Islam mengatakan, tidak ada sistem baku suksesi. Buktinya, kata mereka, sistem pengangkatan khalifah rasyidah tidak sama. Abu Bakar diangkat secara aklamasi melalui musyawarah. Umar ditunjuk dengan wasiat khalifah sebelumnya, dan disepakati umat Islam. Selanjutnya, sistem formatur, memilih 6 kandidat khalifah untuk dipilih salah seorang dari mereka. Utsman terpilih melalui pemilihan langsung. Sedangkan Ali bin Thalib dibai’at langsung oleh kaum muslimin. Perbedaan cara ini dimaknai, bebas pilih pemimpin bahkan boleh pilih orang kafir jadi pemimpin.
Beda dengan umat Islam yang berfikir Islami. Pembaharuan mandat dari satu khalifah ke khalifah lain dengan cara berbeda, bukan berarti Islam tidak memiliki sistem baku suksesi. Perbedaan cara itu, justru menunjukkan fleksibilitas Islam, sejauh tidak bertentangan dengan Qur’an dan Sunnah Nabi.
Akan halnya khilafah. Jika tidak ditemukan sistem baku khilafah di Qur’an dan hadits bukan berarti sistem khilafah tidak ada dan tidak perlu ditegakkan. Khilafah merupakan sistem pemerintahan negara warisan Nabi Saw.
Pasca wafatnya Rasulullah Saw sistem khilafah tegak, dipimpin oleh 4 orang khalifah. Sistem pemerintahan pada periode ini, jelas bukan rekayasa ulama, melainkan sistem warisan Nabi Saw. Pahami sabda Rasulullah di bawah ini.
“Periode kenabian akan berlangsung dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu datang periode khilafah ala minhajin nubuwah, selama beberapa masa hingga Allah Ta’ala mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan aadhdhan, selama beberapa masa. Selanjutnya datang periode mulkan jabbariyan dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah Ta’ala. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ala minhajin nubuwah. Kemudian Nabi Saw diam.” (Hr. Ahmad)
Berdasarkan hadits di atas, sistem khilafah jelas bukan karya ulama yang terikat dengan situasi dan kondisi zamannya.
Adapun khilafah dalam Qur’an, ada dan tidaknya tergantung, apakah sistem baku khilafah yang dimaksud, menurut Qur’an ataukah menurut yang diinginkan manusia?
Dalam Qur’an termaktub: ” Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi…..” (Qs. Albaqarah, 2:30).
Mengomentari ayat ini, kata Quraisy Shihab dalam tafsirnya: “Ayat ini menginformasikan unsur-unsur kekhalifahan sekaligus kewajiban bagi khalifah. Unsur unsur tersebut adalah pertama, bumi atau wilayah. Kedua, khalifah (yang diberi kekuasaan atau mandataris). Ketiga, hubungan antar pemilik kekuasaan dengan wilayah, dan hubungannya dengan pemberi kekuasaan Allah”.
Ayat lain berbunyi: “Wahai Dawud, Sungguh Kami telah menjadikan kamu khalifah di muka bumi….(Qs. Shad, 38:26).
Kesimpulannya, seperti dikatakan Kyai Mashudi, Mojokerto. Ia merasa prihatin atas fenomena kriminalisasi ajaran Islam, yaitu khilafah.
Kata Kyai Mashudi: “Khilafah tak bisa dipisahkan dengan umat Islam. Ia ibarat madu dan manisnya madu. Sebagai cucu murid KH. Hasyim Asy’ari pendiri NU, beliau merasa prihatin terhadap oknum NU yang ikut-ikutan menentang ide khilafah. Beliau tegaskan, NU itu ada yang garis lurus dan ada yang garis “fulus”. Dan yang garis lurus tidak menolak ide khilafah.”
Jogjakarta, 11/12/2017
Irfan S. Awwas
Arrahmah.co.id
HTI dan Hadits Lemah soal Khilafah
Khazanah Islam, Arrahmah.co.id – Beberapa tahun lalu saya mengkritisi Hadis yang sering digunakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) untuk memprediksi bahwa akan datang kembali sistem pemerintahan khilafah yang sesuai dengan manhaj kenabian (silakan digoogle tulisan saya tsb). Saya sebutkan bahwa riwayat Thabrani soal itu majhul dan riwayat imam Ahmad bermasalah khususnya pada perawi yang bernama Habib bin Salim.
Kritikan saya itu juga diikuti oleh sahabat saya Agus Maftuh Abegebriel (sekarang beliau Dubes RI untuk saudi Arabia). Akibat kritikan kami tsb, DPP HTI kemudian berusaha keras mendukung riwayat yang kami persoalkan itu. Mereka menganggap Hadis soal khilafah ‘ala minhajin nubuwwah kalau tidak shahih ya minimal hasan. Mereka tidak mau bilang dha’if meski mereka mengakui kutipan saya bahwa Imam Bukhari tidak mau meriwayatkan dari Habib bin Salim. Fihi nazhar (ia perlu diteliti), kata Imam Bukhari. Ini menunjukkan bahwa Habib bin Salim itu perlu ditinggalkan dan tidak dianggap kredibel. DPP HTI mati-matian hendak menunjukkan bahwa kalimat fihi nazhar dari imam Bukhari bukan berarti Hadisnya menjadi lemah. Siapapun yang belajar jarh wa ta’dil tentu tahu bahwa jarh harus didahulukan ketimbang ta’dil. Maka kalau Imam Bukhari sudah men-jarh Habib bin Salim, maka diskusi sudah selesai sebenarnya. Tidak perlu berpanjang kalam. Memang kita siapa dibanding Imam Bukhari. Apa lagi dari 9 kitab hadis utama (kutubut tis’ah) hanya Musnad Ahmad yang meriwayatkan Hadis khilafah ‘ala minhajin nubuwwah. Jadi, kelemahan hadis ini tidak bisa tertolong.
Semakin saya pelajari dan kaji lebih jauh semakin yakin saya dengan kritikan saya beberapa tahun yang lalu itu. Ini saya coba ringkaskan:
- Kritik Sanad
- Habib bin Salim ini tidak banyak meriwayatkan Hadis, dan beberapa diantaranya juga bermasalah. Kitab al-Muwatha dan Tuhfatul Ahwazi mendhaifkan riwayat lain dari Habib. Kitab Faidul Qadir mengatakan riwayat Habib dari Huzaifah itu mursal dan Hadis soal khilafah ala minhajin nubuwwah ini diriwayatkan Habib bin Salim dari Huzaifah. Tarikhul islam li dzahabi mengatakan hadis-hadis riwayat Habib bin Salim dari Abi Basyir itu dhaif. Kitab al-Du’afa al-kabir lil Uqayli juga mendhaifkan riwayat Habib bin Salim. Kata Ibn Adi, sanad dia sering tertukar. Al-Suyuti mengatakan dia lemah. Jadi, jelas selain Imam Bukhari banyak juga ulama lain yang men-jarh-kan Habib bin Salim ini. Sekali lagi, kita harus mendahulukan jarh dibanding ta’dil.
- Perawi berikutnya Dawud ibn Ibrahim al-Washitiy ternyata juga bermasalah. Musnad Ahmad hanya sekali meriwayatkan dari dia, yaitu Hadis ini saja. Begitu kita lacak ke kitab hadis utama lainnya nama ini juga tidak muncul. Dalam Silsilah Dha’ifah disebutkan oleh Syekh al-Albani bahwa Dawud ini bermasalah (fihi layyin) dan cacat (fahuwa al-‘illat). Ibn Hibban mengatakan dawud ini tsiqah tetapi ibn Hibban sendiri tidak pernah meriwayatkan Hadis darinya. Jadi, kita patut skeptis dengan perawi ini.
- Riwayat lain, seperti sudah saya sebutkan, berasal dari Mu’jam Thabrani (Hadis No 368), dan majhul karena salah sau perawinya bernama Habib bin Abi Tsabit dikomentari Ibn Hibban dan Ibn Khuzaimah sebagai mudallis. Bahkan dalam jalur riwayat ini Habib bin Abi Tsabit meriwayatkan dari seorang lelaki suku Quraisy. Tidak jelas siapa orangnya. Maka sanad dari jalur ini jelas bermasalah.
- Kritik Matan
Dari segi matan mari kita simak menurut riwayat jalur Musnad Ahmad (Hadis No 18406) periode khilafah itu:
- khilafah ‘ala minhajin nubuwwah: ini disepakati ulama sebagai periode khulafa al-rasyidin. Yang dalam riwayat lain disebutkan hanya 30 tahun.
- kemudian memasuki masa Kerajaan yang Menggigit/zhalim (Mulkan ‘Adhan)
- setelah itu periode Kerajaan yang diktator (Mulkan Jabariyah)
- setelah itu akan datang masa khilafah ‘ala minhajin nubuwwah
Sudah saya sebutkan dalam tulisan saya sebelumnya bahwa indikasi dari riwayat Musnad Ahmad ini Habib bin Salim tegas merujuk kepada khalifah Umar Bin Abdul Azis sebagai periode keempat (d) yaitu khilafah ‘ala minhajin nubuwwah. Jadi, sudah selesai periodisasi di atas.
Begitu juga pendapat para ulama seperti al-Imam Ahmad bin Hanbal, Abu Bakar al-Bazzar, Abu Dawud al-Thayalisi, Abu Nu’aim al-Ashfihani, al-Baihaqi, Ibn Rajab al-Hanbali, al-Suyuthi, bahkan Syaikh Yusuf bin Isma’il al-Nabhani (kakek Taqiyyuddin al-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir) juga berpendapat Umar Bin Abdul Azis lah yang dimaksud dalam periode keempat.
HTI menganggap periode keempat itu akan muncul nanti makanya mereka getol sekali mau kembali ke sistem khilafah. Kalau periode keempat itu baru muncul belakangan apa mereka tega mau bilang
\Umar Bin Abdul azis termasuk yang Mulkan ‘Adhan atau Mulkan Jabariyah? Lagipula sekarang ini kita tidak berada pada periode Mulkan Jabariyah (ketiga) karena kita berada pada jaman negara bangsa (ad-Duwal al-Islamiyah al-Qaumiyah) yang tidak disebut dalam riwayat yang bermasalah itu. Jadi, riwayat di atas sudah selesai periodisasinya dan sudah tidak cocok lagi mau dipakai terus oleh HTI.
Kalau kita periksa riwayat Thabrani justru periodisasinya berbeda: Kenabian, Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah terus Mulkan Jabariyah. Berarti menurut riwayat ini tidak ada nanti khilafah lagi.
Kitab Majma’ Zawaid mencantumkan riwayat dari Muadz bin Jabbal bahwa urutannya adalah kenabian, khilafah, mulkan adhan dan mulkan jabariyah. Tidak disebut periode akhirnya adalah khilafah ‘ala minhajin nubuwwah. Begtu juga tiga riwayat yang tercantum dalam Kanzul Umal (Hadis No 15111, 15112, dan 15113) tidak menyebutkan ujungnya adalah khilafah ‘ala minhajin nubuwwah.
Habib bin Salim ini budak yang dimerdekakan oleh Gubernur Nu’man, dan diangkat sebagai sekretaris. Anaknya Nu’man yang bernama Yazid kawan dari khalifah Umar bin Abdul Azis. Maka untuk mendukung anak bossnya, Habib bin Salim menulis surat kepada Khalifah Umar bin Abdul azis bahwa yang dimaksud sebagai khalifah ‘ala minhajin nbuwwah itu adalah Umar bin Abdul Azis, dan Khalifah merasa gembira dengan kabar dari Habib bin Salim ini. Jelas kita harus berhati-hati menerima riwayat ‘politis’ dan cukup ‘berbau menjilat’ kepada penguasa ini.
Kesimpulan:
Ini semua menguatkan kajian saya beberapa tahun silam bahwa term ‘khilafah a’la minhajin nubuwwah’ yg disebutkan dalam riwayat Habib bin Salim itu hanyalah
(1) tambahan belaka
(2) ditujukan untuk khalifah umar bin abdul azis bukan untuk akhir zaman
(3) sanad dan matan riwayat khilafah ‘ala minhajin nubuwwah ini sangat bermasalah. Karena itu gugur seketika semua propaganda HTI untuk kembali ke jaman khilafah. Dalil sudah runtuh dan diskusi sudah selesai.
Saya mendukung keputusan Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama tahun 2014 yang menolak kembali ke Khilafah. Saya mendukung pernyataan KH Hasyim Muzadi di depan pengurus DPP HTI bahwa HTI tidak perlu lagi mempromosikan Khilafah di NKRI ini. Saya juga mendukung sepenuhnya pernyataan Ketua Umum GP Ansor Gus Yaqut Cholil Qoumas yang meminta pemerintah untuk #bubarkanHTI
Gerakan apapun, mau komunis ala PKI, NII dengan negara islam atau khilafah model HTI adalah gerakan makar yang hendak menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan darah dan air mata para pejuang dan ulama untuk menegakkan dan mempertahankan NKRI ini dinistakan oleh seorang da’i HTI yang beredar videonya di youtube yang mengatakan semuanya telah mati dalam keadaan kafir karena tidak mendukung berdirinya khilafah. Dalil mereka saja sangat bermasalah kok seenaknya mengkafirkan-kafirkan para pejuang dan pendiri Republik Indonesia. Na’udzubillah.
Tabik,
Nadirsyah Hosen
Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama
Australia- New Zealand
Arrahmahnews.com
Disitus ini kami hanya menemukan artikel-artikel yang syarat ujaran kebencian dan adu domba. Kami tampilkan salah satunya,
Minggu, 24 September 2017
ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA – Sejak Pilkada DKI masyarakat Indonesia dipertontonkan banyak orang bersurban dan berbaju ala Timur Tengah yang menghiasi media-media mainstream atau TV Nasional. Tiap hari kita disuguhi perdebatan yang membahas ayat-ayat suci yang dianggap dinistakan oleh pejabat Gubernur. Demo-demo togel, 411, 212, memperlihatkan ratusan ribu manusia berbaju gamis dan menunjukkan demikian religiusnya manusia Indonesia.
Setelah pejabat itu di penjara, bukannya persoalan selesai. Tiba-tiba muncul tuduhan adanya sekelompok manusia atheis yang ingin melakukan makar dan mungkin mendirikan Republik Komunis Indonesia.
Jenderal, mari berfikir secara fakta dan logika sebelum ilusi memasuki pikiran.
Bapak Jenderal silahkan mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan atau Penjara. Adakah yang tertangkap dan di penjara karena berafiliasi dengan komunis atau mempunyai paham komunis serta ingin mengubah ideologi Negara Indonesia dengan ideologi buatan Karl Mark ?
Penjara-penjara di Indonesia dipenuhi selain pengguna Narkoba, persentase kedua adalah para teroris yang sangat-sangat religious dan menganggap Pemerintahan Indonesia adalah Thogut atau Setan.
Minimal 20 tahun terakhir atau sejak Densus 88 berdiri, apakah menemukan orang-orang yang berafiliasi dengan komunis?, tidak sama sekali Jenderal. Mereka justru menemukan orang yang konon sangat taat beribadah dan karena sangat taatnya, merasa dirinya sebagai wakil Tuhan dan berhak mengadili sesama manusia dengan membunuh dan meledakkan orang-orang yang dianggap kafir.
Selama minimal 20 tahun terakhir ini, kita mengenal tokoh-tokoh seperti Abubakar Baasyir, Nurdin M TOP, Dokter Ashari, Santoso, Muchlas , Imam Samudera, Hambali dan lainnya. Apakah mereka PKI ? , bukan Jenderal . Mereka orang-orang yang sangat-sangat religius dan selalu menyebut nama Allah. Nama-nama mereka juga sangat terkenal di dunia sebagai teroris Internasional. Apakah ada tokoh-tokoh PKI yang sebesar nama tokoh-tokoh diatas selama ini, selain Letkol Untung dan DN Aidit th 1960-an.
Peledakan Bom di Bali yang menewaskan lebih dari 200 orang, Bom Hotel JW Mariot, Bom Thamrin, Bom Solo yang menyebabkan terbunuhnya satu anggota Banser. Lalu Bom di Kalimantan, Tangerang dan yang terakhir di Kampung Melayu, Jakarta apakah dilakukan oleh anggota PKI? Bukan Jenderal. Hasil penyelidikan Polisi dan Densus 88 di tempat asal pelaku bom ditemukan banyak kitab-kitab jihad dan kitab-kitab yang menunjukkan pelakunya bukan Atheis.
Selama ini kita mengenal istilah pengantin Surga, 72 bidadari di langit yang akan menyambut mereka dari kematiannya karena Jihad, apakah dari PKI? Bukan Jenderal, PKI adalah mahluk Atheis yang tidak mempercayai adanya Surga apalagi Malaikat.
Lalu di mana tokoh-tokoh PKI yang ditakutkan selama ini? Apakah mereka bisa menghilang bak Nyai Roro Kidul atau bisa melintas dimensi yang tiba-tiba muncul begitu saja dan menjatuhkan Pemerintahan?
Jenderal pasti memahami, sebuah gerakan yang akan melakukan pemberontakan pasti tidak muncul tiba-tiba. Pasti mempunyai perencanaan dan system yang terorganisasi sangat baik di tingkat bawah mulai dari RT, RW, Kelurahan hingga Kecamatan. Apakah demikian hebatnya PKI yang selama ini tidak terdeteksi oleh Kepolisian, tiba-tiba menggulingkan pemerintahan yang sah.
Apakah Jenderal lebih mempercayai orang-orang seperti Alfian Tanjung, Amien Rais, dan tokoh-tokoh lainnya yang menyebut-nyebut munculnya kembali Komunis di Indonesia, dibandingkan Kepolisian Indonesia atau Densus 88. Entah kalau Jendreal menganggap mereka mempunyai kemampuan Metafisika dan keahlian sebagai Paranormal sehingga tentara kerajaan Laut Pantai Selatan-pun tampak pula oleh mereka.
Kenapa Jenderal lebih takut kepada musuh yang masih diduga keberadaannya dibandingkan dengan lawan yang jelas-jelas di depan mata.
Orang-orang yang lebih berbahaya dan hendak mengubah ideologi Pancasila menjadi ideologi Khilafah sudah banyak bertebaran di mana-mana. Kaderisasi mereka dari tingkat RT, RW, Kelurahan hingga ke mesjid atau tempat ibadah sudah sangat masif. Bahkan diduga melalui HTI dan salah satu Parpol Legal di Indonesia.
Kenapa Jenderal tidak bergerak yang nampak dahulu ketimbang menakuti hantu yang entah keberadaanya masih dipertanyakan. [ARN]
Sumber: Kompasiana
- Analisis
Tiga situs yang telah dijelaskan di atas dapat ditarik benang merahnya bahwa situs-situs yang ada di internet banyak mengusung kepentingan pribadi. Terbukti dalam pencarian satu kata saja “khilafah”, terdapat perbedaan yang mengerucut. Situs arrahmah.com yang sejak awal sudah menggadang-gadangkan wahabi, pencarian makna mengenai “khilafah” dijelaskan dengan gamblang bahwasannya sistem pemerintahan khilafah perlu ditegakkan. Situs kedua, arrahmah.co.id yang mengenalkan dirinya atas nama sunni pun menanggapi sesuai latar belakangnya. Menurut arrahmah.co.id, sistem khilafah tidak perlu ditegakkan. Dijelaskan pula berbagai macam dalil-dalil wahabi atau HTI yang keliru tentang khilafah. Berbeda lagi dengan situs ketiga, arrahmahnews.com. Arrahmahnews.com yang sejak awal tidak memperkenalkan pembahasan keislaman apapun dalam situsnya, ikut berkomentar setelah tertekan tombol pencarian “khilafah”. Penulis lebih mendapati bahwa situs arrahmahnews.com hanya sebagai tukang adu domba. Situs tersebut tidak membawahi kepercayaan manapun, namun hanya ingin memecah belah.
- Manfaat
Media Digital dengan segala kemudahannya telah menjadi sahabat kita dalam memperoleh informasi. Dengan mengkaji lebih dalam ketiga situs tersebut, penulis mErasa mendapatkan manfaat yang luar biasa terutama terkait dengan kredibilitas suatu media dalam pemberitaan. Sehingga penulis merasa perlu berhati-hati terhadap berita-berita yang dimuat di media digital. Dengan mengetahui kredibilitas media maka kita dapat menyaring berita-berita yang ada sehingga tidak mudah tergirig oleh oponi yng dibentuk media.
KESIMPULAN
Banyaknya situs berkonten keislaman telah menunjukkan bahwa ghirah dakwah di negri ini berkembang positif. Hal ini juga memberikan kita kemudahan dalam memperoleh informasi seputar berita dunia Islam maupun kajian ilmu keislaman. Namun demikian kita sebagai pembaca haruslah cerdas dalam mengolah informasi yang diterima sehingga terhindar dari pengaruh buruk dari konten-konten yang disajikan dengan kurang bertanggungjawab.
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://www.arrahmah.com/team/
[2] https://www.arrahmah.co.id/p/about-arrahmah.html